Materi Bahasa Indonesia
Kelas X
Semester 1
Struktur Teks Laporan Observasi
Struktur teks laporan hasil observasi di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Definisi umum (klasifikasi dan pernyataan umum)
Definisi umum adalah bagian pembuka dari teks laporan hasil observasi. Dalam bagian ini, penulis menjelaskan pengertian dari obyek yang diamatinya. Pernyataan umum berisi informasi umum, seperti nama, kelas, waktu obeservasi, tempat observasi, dan tambahan lain tentang hal yang dilaporkan.
Contohnya:
Bunga melati mudah ditemui di lingkungan rumah. Melati tumbuh di daerah dengan iklim tropis dan hangat seperti Indonesia.
Data Balai Penelitian Pascapanen Pertanian menyebutkan tanaman Melati banyak dibudidayakan di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Bunga Melati adalah salah satu tanaman yang tergolong ke dalam perdu (kelompok pohon yang memikliki tinggi di bawah 6 meter).
2. Deskripsi bagian
Deskripsi bagian atau isi. Dalam hal ini, fakta-fakta atau temuan soal obyek dijabarkan secara terperinci. Berisi perincian dan inti dari hasil observasi yang dilakukan. Dapat berupa klasifikasi yang bersifat teknis dan deksripsi yang lebih spesifik dari objek, misalnya kualitas, bagian, fungsi, kebiasaan, dan kegunaan. Penulis menggambarkan tampilan, ciri, bentuk, atau fenomena dari hasil pengamatannya.
Contohnya:
Bunga Melati memiliki akar tunggang dan bercabang. Batangnya tegak, merambat dan tumbuh lebih dari setahun (perennial). Umumnya flora ini tumbug menumpang pada tanaman lain atau pada struktur.
Panjang atau tingginya dapat mencapai 3 meter atau lebih, batangnya berkayu, berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak seolah merumpun.
Daunnya bertangkai pendek, helaian daun berbentuk bulat telur, tepi daun rata, panjangnya sekitar 2,5 – 10 cm, lebarnya 1,5-6 cm.
Bunga Melati umumnya berwarna putih, meski beberapa spesies berwarna kuning. Bunga Melati sering memiliki lima atau enam kelopak, dan mempunyai aroma kuat juga manis.
3. Deskripsi Manfaat
Deskripsi manfaat sebagai penutup. Di bagian ini, penulis menutup tulisannya dengan menjelaskan kegunaan, kelebihan, dan manfaat dari obyek yang diteliti.
Contohnya:
Wanginya yang khas membuat melati dimanfaatkan dalam berbagai industri. Mulai dari minyak wangi, kosmetika, parfum, farmasi, dan bahan campuran atau pengharum teh, seperti teh Melati yang populer di Indonesia.
Melati dimanfaatkan sebagai hiasan rambut pengantin dalam upacara perkawinan berbagai suku di Indonesia, terutama suku Jawa dan Sunda.
Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
1. Kalimat Definisi
Kaidah teks laporan hasil observasi yang pertama adalah kalimat definisi. Teks laporan hasil observasi merupakan teks yang berisi penjelasan tentang suatu objek berdasarkan hasil pengamatan atau observasi. Nah. Objek observasi tersebut perlu dijelaskan pengertiannya dengan menggunakan kalimat definisi.
Kalimat definisi adalah kalimat yang berisi penjelasan umum tentang objek yang diobservasi. Tujuan dari kalimat definisi ini adalah memberikan penjelasan kepada pembaca agar tidak keliru memahami objek yang diobservasi.
Untuk mengidentifikasi kalimat definisi yang terdapat dalam teks laporan hasil obervasi, ada beberapa kata kunci yang perlu diingat, yaitu; "adalah", "merupakan", "ialah", "yaitu", dan "yakni".
Berikut contoh kalimat definisi; Laptop adalah sebuah perangkat elektronik yang menjalankan sebuah sistem operasi yang dapat membantu manusia modern dalam menyelesaikan pekerjaannya.
2. Kata Hubung (Konjungsi)
Kaidah teks laporan hasil observasi berikutnya adalah penggunaan kata hubung atau konjungsi. Kata hubung ini berfungsi untuk menghubungkan antar klausa atau antar kalimat, bahkan antar paragraf. Tujuannya adalah agar susunan kalimat atau paragraf dalam teks menjadi padu. Berikut adalah penjelasan lebih lanjutnya.
Konjungsi antar klausa
Konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan klausa menjadi satu kalimat. Artinya ada dua atau lebih klausa yang hendak dihubungkan menjadi satu kalimat dengan menggunakan konjungsi ini.
Berikut adalah jenis-jenis konjungsi antar klausa.
Konjungsi koordiantif, berfungsi untuk menghubungkan klausa-klausa sederhana.
Konjungsi koordinatif meliputi;
..... dan ....
...., tetapi ....
.... atau ....
Konjungsi korelatif, berfungsi untuk menghubungkan klausa-klausa berstatus setara. Konjungsi korelatif meliputi;
Baik .... maupun .....
Jangankan ....., ..... pun ......
Entah ..... entah ......
Konjungsi subordinatif, berfungsi untuk menghubungkan klausa-klausa berstatus bertingkat. Konjungsi subordinatif meliputi;
Andaikan ....
Jika .....
Sesudah ....
Agar ....
.... dengan ....
..... bahwa ....
..... seperti .....
..... karena .....
..... meskipun .....
Konjungsi Antar Kalimat
Konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan kalimat yang masih berkaitan atau berhubungan secara idenya. Artinya fungsi dari konjungsi ini adalah membuat kalimat pertama dengan berikutnya dapat dipahami keterkaitannya. Konjungsi antar kalimat meliputi;
Akibatnya .....
Sebaliknya ....
Kemudian .....
Sebenarnya ....
Bahkan ....
Akan tetapi ....
Biarpun begitu .....
3. Kalimat simpleks dan kompleks
Kaidah bahasa berikutnya dari teks laporan hasil observasi adalah penggunaan kalimat simpleks dan kompleks. Apa itu kalimat simpleks dan kompleks? Berikut adalah penjelasannya.
Kalimat simpleks
Kalimat simpleks adalah kalimat yang terdiri dari satu struktur. Kalimat ini biasanya disebut dengan kalimat tunggal.
Contohnya:
Andi makan roti di kantin sekolah.
Kalimat di atas terdiri dari satu struktur yang jika dijabarkan akan seperti berikut.
Andi (Subjek) makan (Predikat) roti (Objek) di kantin sekolah (Keterangan Tempat).
Kalimat kompleks
Kalimat kompleks adalah kebalikan dari kalimat simpleks. Jika kalimat simpleks terdiri dari satu struktur saja, maka kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri lebih dari satu struktur. Untuk mengidentifikasinya sangat mudah. Caranya adalah dengan melihat apakah kalimat tersebut dapat dipisah menjadi beberapa kalimat atau tidak.
Contoh:
Andi makan roti dan pisang di kantin sekolah.
Kalimat di atas dapat di pisah menjadi dua kalimat yaitu:
Andi makan roti di kantin sekolah.
Andi makan pisang di kantin sekolah.
Berdasarkan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri lain kalimat kompleks adalah adanya konjungsi. Dalam hal ini konjungsi berfungsi untuk menggabungkan dua struktur (klausa) menjadi satu kalimat utuh.
4. Penggunaan Data (Numerik/Angka)
Kaidah kebahasaan yang terakhir dari teks laporan hasil observasi adalah penggunaan data yang biasanya berupa data numerik atau angka. Fungsi data ini adalah sebagai penunjang deskripsi tentang objek yang diobservasi. Misalnya kita hendak menulis laporan hasil observasi tempat wisata. Maka, untuk menunjang deskripsi tentang tempat wisata tersebut, kita harus mencantumkan beberapa data yang bersifat numerik atau angka. Misalnya luas areal wisata itu, berapa jumlah wahananya, dan lain sebagainya.
Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Observasi
Ada pun kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi lainnya yaitu terdiri atas hal-hal berikut.
1. Menggunakan kata benda atau peristiwa umum sebagai objek utama pemaparannya.
Contoh: Lumba-lumba hidung botol
2. Menggunakan kata kerja definisi, seperti adalah, merupakan, yaitu.
Contoh: Lumba-lumba hidung botol merupakan mamalia laut yang dapat hidup 40 – 50 tahun.
3. Menggunakan kata pengelompokkan, seperti dipilih, dikelompokkan, terbagi, terdiri atas.
Contoh: Sampah terbagi menjadi sampah organic dan anorganik.
4. Menggunakan istilah pada bidang ilmu tertentu.
Contoh: Tursiops truncates, blowhole, blubber
Menyusun Teks Laporan Observasi
Sebelum menulis teks laporan hasil observasi, kita perlu melakukan kegiatan observasi lapangan atau membaca referensi terlebih dahulu. Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan, mulailah menyusun kerangka laporan dengan memperhatikan bagian/struktur teksnya, yaitu pernyataan umum, deksripsi bagian, deksripsi manfaat, dan kesan/simpulan.
Berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan saat menyusun teks laporan hasil observasi:
1. Tentukan tema kegiatan observasi
2. Tentukan tujuan observasi
3. Melakukan proses observasi.
4. Menyusun kriteria aspek yang harus dilaporkan. 5. Setelah melakukan observasi dan mendapatkan data-datanya, kita harus menyusun kriteria aspek yang akan dibahas, dideskripsikan dan dilaporkan dalam teks laporan hasil observasi.
6. Membatasi aspek yang harus dilaporkan. Kita harus membatasi aspek apa saja yang harus dilaporkan, agar tidak keluar dari tujuan yang sudah dibuat.
7. Mulai mendeskripsikan unsur-unsur yang dijelaskan sesuai aspeknya. Dimulai dengan mendefinisikan atau mengartikan aspek yang dipilih berupa pernyataan umum. Jangan lupa untuk menggunakan kaidah kebahasaan kalimat definisi.
8. Melengkapi teks laporan hasil observasi dengan data dan gambar. Setelah dibuat definisi aspek yang dipilih, tambahkan data-data yang didapatkan dari hasil observasi bisa berupa gambar atau data yang berupa angka yang menunjukkan suatu ukuran. Jangan lupa gunakan kaidah kalimat simpleks dan kompleks, konjungsi, sinonim, dan antonim.
9. Membuat simpulan hasil observasi. Setelah dilengkapi dengan data dan gambar, kita bisa membuat kesimpulan dari hasil observasi yang telah kita lakukan
Komentar
Posting Komentar